Oleh : Ali Mahfud
Alumni Siswa MA Al-khoirot
Terungkap-Terik panas membakar kulit,kerikil tajam berserakan di badan
jalan, surban sudah menggantung di leher Farhan, hati farhan berperang. Adzan
sudah di kumandangkan , panas sangat menyengat terasa membakar kulit, surban
tetap menggantung di leher Farhan,
sambil mengkerutkan dahi Farhan melihat keluar dari arah jendela. Panas pada
hari ini akan sedikit membakar kulitnya.
Hati Farhan tetap berperang antara pergi sholat berjamaah
atau mengurungkanya, masjid sedikit jauh dari rumah farhan sekitar 100 M dari
rumahnya. Namun suara adzan terdengar jelas di telinga Farhan. Sambil menggigit
bibir, Farhan tetap memberanikan diri
untuk keluar pergi untuk melaksanakan ke istiqomahanya.
Setapak demi setapak farhan mencoba berjalan, langkah Farhan
semakin jelas terdengar ketika sandalnya mengenai beberapa kerikil di badan
jalan. Sambil menggigit bibir dan mengkerutkan dahinya “ memang sedikit panasa
hari ini” gumam hati Farhan seolah-olah terasa panas yang sangat.
Masjid sudah dekat namun langkah Farhan terhenti sejenak
ketika melihat orang yang tak di kenalnya namun ingin di kenalnya, kerudung
merah membalut muka-nya. Farhan mencoba menatap satu alis di naikan berlagak
sok gak tahu, farhan memahami namun orang itu hanya tertunduk malu. Sambil
menggigit bibir menkerutkan dahinya berlagak sok cuek Farhan tetap menatap
orang itu.
Tiba-tiba iqomah di kumandangkan “ astaghfirullah” ungkap, Farhan
sepontan. Farhan berlari bergegas menuju masjid, berlari namun surban-nya tetap
menggantung di lehernya.
Sholat dhuhur telah
usai kalimat tasbih keluar dari bibir Farhan,
farhan mencoba menyandarkan tubuhnya yang bongsor di tiang masjid.
Farhan masih teringat kejadian tadi, farhan tidak mengenali orang itu tapi farhan ingin kenal denganya .
“
Mas Farhan ……..gak pulang ta?” Ujar Gatot salah satu pengurus masjid,
dengan logat jawa yang sangat kental.
“ enggak mas ..nanti aja
nyantai-nyantai dulu” farhan menjawab.
“ Mas Farhan kayaknya bingug mas…. Kenapa
mas?” Gatot mencoba memahami raut wajah Farhan.
“ aku cuman bingung aja mas, tadi
saya melihat seorang wanita pakai kerudung merah..dan anehnya aku gak pernah
lihat dia sebelumya” Farhan mencoba member pengrtian kepada Gatot.
“ ooh itu ta mas, itu mbak zahroh
dia itu anaknya Pak Khotib” ujar Gatot.
“ aku kok nggak tahu” Farhan
membrondong pertanyaan.
Mbak Zahroh itu dulu ikut Neneknya
di kota dia di besarkan di kota” ungkap Gatot.
“Emm…..”Farhan menggigit
bibir, Farhan mencoba memahami tapi sebenarnya Farhan tidak terlalu paham.
Farhan terus kepikiran tentang wanita itu, Farhan tidak enak makan , Farhan
teringat dengan wajah elok wanita itu, Farhan jatuh cinta. Udarah menusuk
tulang, angin berhembus kencang, malam yang cukup dingin. Namun surban tetap
menggantung di leher Farhan, jaket terbuat dari beludru pemberian Emak Farhan
lima tahun yang lalu menemani Farhan malam ini.
Farhan menatap ke arah luar dari jendelanya, wajah itu selalu terbayang-bayang di mata
Farhan.
“ wah mendingan kerumah Pak khotib aja nih” gumam hati
Farhan sambil senyum-senyum gak jelas.
Sambil memikirkan yang tidak-tidak , Farhan mencoba keluar
dari rumahnya. Jaket beludru menemani Farhan malam ini. Dingin menusuk tulang
namun Farhan tetap berangkat kerumah Pak
Khotib mau menanyakan tentang zahroh. Farhan nmenelusuri jalan sedikit
menggigil.
“Farhan …..Farhan….”
Farhan tetap berjalan tidak menggubris, namun suara itu
semakin jelas, Farhan mencoba menoleh.
“oh Pak Kaslan” Farhan sedikit kaget.
“ngapain kamu malam-malam gini….
Mau kemana kamu” ujar Pak Kaslan.
“Aku mau ke rumahnya Pak Khotib”
Farhan sedikit menggigil kedinginan jaket beludru tidak terlalu menghangatkan
badan Farhan.
“Ngapain” pertanyaan membrondong.
“ cuman mau silaturahmi aja Pak dan
mau menanyakan Zahroh “ Farhan mencoba menjelaskan.
“ hahahahahahahaha” Pak Kaslan
tertawa tertawa terbahak-bahak
“ kamu ini ada-ada aja Han lawong
Zahroh itu punya tunangan mau di tanyain” nada Pak Kaslan sedikit meledek,
dengan logat jawa yang sangat kental.
“ serius pak” sontak Farhan
sepontan.
“ kamu pulang aja Han” ujar Pak kaslan.
Farhan tertunduk, hilang semua harapan Farhan, langkah
Farhan di sapu malam, Farhan hilang di telan gelapnya malam, dengan membawa
harapan yang hilang dalam duka.langkah farhan telah hilang, hanya jaket beludru pemberian Emak lima tahun lalu
dan surban pemberian Abah Abdillah yang menemani kesepian Farhan.