Trik Panas Membakar Kulit

| 17‏/02‏/2013

Oleh : Ali Mahfud
Alumni Siswa MA Al-khoirot

Terungkap-Terik panas membakar kulit,kerikil tajam berserakan di badan jalan, surban sudah menggantung di leher Farhan, hati farhan berperang. Adzan sudah di kumandangkan , panas sangat menyengat terasa membakar kulit, surban tetap menggantung di leher  Farhan, sambil mengkerutkan dahi Farhan melihat keluar dari arah jendela. Panas pada hari ini akan sedikit membakar kulitnya.
Hati Farhan tetap berperang antara pergi sholat berjamaah atau mengurungkanya, masjid sedikit jauh dari rumah farhan sekitar 100 M dari rumahnya. Namun suara adzan terdengar jelas di telinga Farhan. Sambil menggigit bibir, Farhan tetap memberanikan diri  untuk keluar pergi untuk melaksanakan ke istiqomahanya.

Setapak demi setapak farhan mencoba berjalan, langkah Farhan semakin jelas terdengar ketika sandalnya mengenai beberapa kerikil di badan jalan. Sambil menggigit bibir dan mengkerutkan dahinya “ memang sedikit panasa hari ini” gumam hati Farhan seolah-olah terasa panas yang sangat.
Masjid sudah dekat namun langkah Farhan terhenti sejenak ketika melihat orang yang tak di kenalnya namun ingin di kenalnya, kerudung merah membalut muka-nya. Farhan mencoba menatap satu alis di naikan berlagak sok gak tahu, farhan memahami namun orang itu hanya tertunduk malu. Sambil menggigit bibir menkerutkan dahinya berlagak sok cuek Farhan tetap menatap orang itu.
Tiba-tiba iqomah di kumandangkan “ astaghfirullah” ungkap, Farhan sepontan. Farhan berlari bergegas menuju masjid, berlari namun surban-nya tetap menggantung di lehernya.
Sholat dhuhur  telah usai kalimat tasbih keluar dari bibir Farhan,  farhan mencoba menyandarkan tubuhnya yang bongsor di tiang masjid. Farhan masih teringat kejadian tadi, farhan tidak mengenali orang  itu tapi farhan ingin kenal denganya .
“  Mas Farhan ……..gak pulang ta?” Ujar Gatot salah satu pengurus masjid, dengan logat jawa yang sangat kental.
“ enggak mas ..nanti aja nyantai-nyantai dulu” farhan menjawab.
 “ Mas Farhan kayaknya bingug mas…. Kenapa mas?” Gatot mencoba memahami raut wajah Farhan.
“ aku cuman bingung aja mas, tadi saya melihat seorang wanita pakai kerudung merah..dan anehnya aku gak pernah lihat dia sebelumya” Farhan mencoba member pengrtian kepada Gatot.
“ ooh itu ta mas, itu mbak zahroh dia itu anaknya Pak Khotib” ujar Gatot.
“ aku kok nggak tahu” Farhan membrondong pertanyaan.
Mbak Zahroh itu dulu ikut Neneknya di kota dia di besarkan di kota” ungkap Gatot.
“Emm…..”Farhan menggigit bibir,  Farhan mencoba memahami  tapi sebenarnya Farhan tidak terlalu paham.

Farhan terus kepikiran tentang  wanita itu, Farhan tidak enak makan , Farhan teringat dengan wajah elok wanita itu, Farhan jatuh cinta. Udarah menusuk tulang, angin berhembus kencang, malam yang cukup dingin. Namun surban tetap menggantung di leher Farhan, jaket terbuat dari beludru pemberian Emak Farhan lima tahun yang lalu menemani Farhan malam ini.
Farhan menatap ke arah luar dari jendelanya,  wajah itu selalu terbayang-bayang di mata Farhan.
“ wah mendingan kerumah Pak khotib aja nih” gumam hati Farhan sambil senyum-senyum gak jelas.
Sambil memikirkan yang tidak-tidak , Farhan mencoba keluar dari rumahnya. Jaket beludru menemani Farhan malam ini. Dingin menusuk tulang namun  Farhan tetap berangkat kerumah Pak Khotib mau menanyakan tentang zahroh. Farhan nmenelusuri jalan sedikit menggigil.
“Farhan …..Farhan….”
Farhan tetap berjalan tidak menggubris, namun suara itu semakin jelas, Farhan mencoba menoleh.
“oh Pak Kaslan”  Farhan sedikit kaget.
“ngapain kamu malam-malam gini…. Mau kemana kamu” ujar Pak Kaslan.
“Aku mau ke rumahnya Pak Khotib” Farhan sedikit menggigil kedinginan jaket beludru tidak terlalu menghangatkan badan Farhan.
“Ngapain” pertanyaan membrondong.
“ cuman mau silaturahmi aja Pak dan mau menanyakan Zahroh “ Farhan mencoba menjelaskan.
“ hahahahahahahaha” Pak Kaslan tertawa tertawa terbahak-bahak
“ kamu ini ada-ada aja Han lawong Zahroh itu punya tunangan mau di tanyain” nada Pak Kaslan sedikit meledek, dengan logat jawa yang sangat kental.
“ serius pak” sontak Farhan sepontan.
“ kamu pulang aja Han”  ujar Pak kaslan.
Farhan tertunduk, hilang semua harapan Farhan, langkah Farhan di sapu malam, Farhan hilang di telan gelapnya malam, dengan membawa harapan yang hilang dalam duka.langkah farhan telah hilang, hanya  jaket beludru pemberian Emak lima tahun lalu dan surban pemberian Abah Abdillah yang menemani kesepian Farhan.


Next Prev
▲Top▲